Setelah telur diseleksi maka tahap selanjutnya adalah proses penetasan telur. sebelum memasukan telur tetas ke dalam mesin penetas sebaiknya mesin harus dibersihkan dulu dari kuman penyakit dengan cara menyemprotkan desinfektan kedalam mesin penetas dan membersihkan kotoran - kotoran yang terdapat di dalam mesin tetas.
Selain hal diatas para peternak harus mengetahui adanya telur fertil dan infertil yaitu dengan cara candling (Peneropongan). Peneropongan berfungsi untuk mengetahui jumlah telur yang fertil / infertil.
Proses menetaskan telur puyuh berlangsung selama 18 hari. Pada hari ke 4-13 hari telur dalam penetasan harus diputar selama 3 kali dalam sehari kemudian pada usia 14 hari sebaiknya telur tidak digerak-digerakan apalagi dilakukan pemutaran. Pemutaran yaitu untuk menjaga agar posisi paruh burung puyuh di dalam telur tetap berada di atas.
Setelah telur 18 hari telur akan mulai retak / pecah hal ini menandakan bahwa telur sudah mulai menetas. Setelah melewati 6-8 Jam maka sudah bisa dilakukan pembersihan kulit telur yang sudah menetas agar tidak menggangu telur lain yang belum menetas.
Terkadang telur sudah retak namun tidak keluar dari telur tersebut, Dalam kondisi seperti ini peternak harus membantu agar anak puyuh bisa keluar. Ciri-ciri telur yang dapat dibantu dengan cara pengelupasan tadi adalah telur yang retakannya sudah berbentuk lingkaran di permukaan kulit telur / warna dari lubang retakan pada kulit telur sudah kekuning - kuningan. Setelah lebih dari 24 jam maka anak puyuh sudah bisa dipindahkan ke kandang anakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar