Untuk penetasan alami biasanya telur burung puyuh dierami oleh induknya dan mempunyai kelemahan lamanya proses perkembang biakan puyuh itu sendiri yang tentunya akan mempengaruhi penjualan dari peternak yang mana permintaan akan telur dan burung di pasaran sangat tinggi, sehingga banyak peternak beralih ke mesin tetas, untuk menetaskan telur burung puyuh pada mesin tetas ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh peternak diantaranya pengaturan suhu,sirkulasi udara, pemutaran telur, mesin tetas dan kelembaban.
Telur akan banyak menetas jika berada pada temperatur suhu yang pas yaitu berkisar antara 36 - 40 derajat celcius. Temperatur suhu ini harus dipertahankan sepanjang hari karena perubahan suhu yang drastis akan mengakitbatkan banyaknya telur yang tidak menetas.
Selain suhu, peternak harus memperhatikan kelembaban ruangan yang mana kelembaban ruangan tidak boleh terlalu tinggi dan tidak boleh terlalu rendah. Kelembaban yang baik dalam penetasan adalah antara 37,2 - 38,2 derajat celcius. jika kelembaban ruangan rendah akan mengakibatkan :
- Penguapan yang banyak dari dalam telur akan menyebabkan pembuluh darah embrio akan lengket pada selaput kulit telur, sehingga telur embrio akan mati.
- di dalam telur embrio akan susah berputar untuk mencari posisi yang pas memecah kulit telur pada waktu penetasan.
- Kesulitan penguapan dari dalam telur, sehingga CO2 dalam telur akan meningkat kadarnya dan dapat membunuh embrio.
- Kulit telur yang lembab akan memudahkan jamur dan kuman tumbuh sehingga masuk ke dalam telur dan membunuh embrio.
- kandungan air dalam telur menjadi tinggi dan air dapat masuk ke dalam hidung anak puyuh sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Kandungan karbon dioksida saat penetasan sebaiknya tidak melebihi 0,5%. bila melebihi 2% maka dapat menurunkan daya tetas sedangkan bila lebih dari 5% akan mengakibatkan telur tidak menetas.
pemutaran telur bertujuan untuk menyeragamkan temperatur permukaan telur dan mencegah lengketnya embrio pada kerabang telur. pemutaran telur harus dilakukan secara horizontal yaitu bagian ujung tumpul selalu berada pada bagian atas. Pemutaran telur dilakukan sebanyak 3 kali pemutaran dalam 24 jam. tiap 8 jam sekali telur harus dilakukan pemutaran telur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar