Senin, 06 Juni 2016

MENGENAL BERBAGAI PENYAKIT AYAM

Dalam beternak ayam, peternak haruslah mengenal berbagai penyakit ayam diantaranya adalah :
  • Korisa yaitu penyakit  pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus paragallinarum . Bakteri tersebut mudah mati bila di luar tubuh hospes (ayam) serta sensitif terhadap semua desinfektan. Tempat predileksi pada sinus infraorbitalis yang miskin dengan pembuluh darah. Pemberian obat pada kasus yang sudah parah relatif sulit untuk mendapatkan kesembuhan secara tuntas. Selain sifat tersebut, ayam yang sembuh dari serangan penyakit akan tetap membawa bibit penyakit (bersifat carrier/ pembawa). Penyakit ini berdampak kepada penurunan produksi telur.  masa inkubasi korisa yaitu 1-3 hari dan outbreak berlangsung selama 4-12 minggu pada ayam petelur. Ciri ciri ayam terkena korisa adalah ayam sulit bernafas adanya lendir atau kotoran dari hidung dan berlanjut sampai kental seperti nanah, bau yang menyengat seperti telur busuk, muka bengkak terutama pada daerah sinus di bawah mata, mata berair seperti menangis dan lama kelamaan akan menutup dan diare. Cara pencegahan yaitu dengan vaksin (Medivac Coryza B / Medivac Coryza T) pada umur 6-8 minggu dan diulangi umur 16-18 minggu, sedangkan pada ayam pedaging pada umur 1-2 minggu. Penentuan jadwal vaksinasi yang tepat adalah pada usia 3-4 minggu sebelum ayam terserang korisa.

PEMBERIAN VAKSIN PADA BURUNG PUYUH

Pemberian vaksin pada burung puyuh sangat wajib untuk dilakukan agar supaya kesehatan burung puyuh terjamin. Vaksin yang wajib diberikan kepada burung puyuh adalam vaksin ND, Vaksin AI (flu burung). Pemberian vaksin ND dilakukan secara berkala  setiap 2 bulan sekali dengan pemberian minum. Dalam pemberian vaksin ND ini ada baiknya melarutkan lebih dulu susu tanpa lemak atau dengan medimilk yang tujuannya untuk menjaga kesetabilan virus vaksin selama vaksinasi dan larutan vaksinasi tadi harus habis di konsumsi dalam waktu 1-2 jam.

PEMBERIAN VAKSINASI PADA UNGGAS

Vaksinasi merupakan salah satu pilar penting pada pemeliharaan kesehatan ayam, selain biosecurity dan manajemen pemeliharaan yang baik. Hal tersebut disebabkan oleh tantangan penyakit di lapangan saat ini sudah sangat kompleks. Untuk penyakit viral sendiri sampai saat ini hanya dapat ditanggulangi dengan cara vaksinasi yang didukung dengan biosecurity yang ketat.
Beberapa vaksinasi yang dilakukan di peternakan yaitu untuk pencegahan penyakit ND, AI, IB, Gumboro, dll (tergantung kondisi farm setempat). Biasanya vaksin yang diberikan bisa berupa vaksin aktif maupun inaktif. Agar penanganan dan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tersebut berhasil tentunya kita harus melakukan vaksinasi dengan cara yang benar. Kali ini kita akan membahas aplikasi vaksin aktif melalui air minum.

Cara Kerja Vaksin Aktif
Vaksin aktif diperoleh dari pelemahan mikroorganisme. Sediaan vaksin aktif biasanya dalam bentuk kering beku. Sehingga pada aplikasi atau pemakaiannya harus dilarutkan dahulu menggunakan pelarut, dapat berupa larutan dapar, air biasa (minum) atau aqua destilata.
Satu hal yang perlu diperhatikan saat pemakaian vaksin aktif adalah virus vaksin harus segera menemukan sel inang (masuk ke dalam tubuh ayam) terutama setelah dilarutkan, karena mikroorganisme/ virusnya hanya dilemahkan (mati suri). Oleh karena itu vaksinasi harus dilakukan secepat mungkin, dalam waktu 2 jam harus habis terkonsumsi. Setelah vaksin diberikan, maka virus akan menuju ke target organ kekebalan (sebagai contoh untuk penyakit ND pada saluran pernapasan atas) untuk bermultiplikasi kemudian menuju ke organ limfoid untuk mengertak pembentukan kekebalan.

Metode Vaksinasi Masal
Pada prakteknya metode vaksinasi yang paling sering digunakan atau dipilih untuk vaksin aktif yaitu dengan aplikasi masal karena praktis dan mudah dilakukan. Meskipun metode ini praktis dimana sekali vaksinasi bisa langsung untuk ribuan ekor ayam, satu hal yang patut diingat adalah setiap ekor ayam harus mendapatkan satu dosis vaksin agar menghasilkan kekebalan yang optimal.
Vaksinasi melalui air minum merupakan salah satu metode vaksinasi masal. Cara vaksinasi ini memiliki keunggulan yaitu biaya petugas vaksinasi yang murah dan stres pada ayam rendah (terutama akibat perlakuan kasar). Cara vaksinasi air minum juga cocok untuk kebanyakan vaksin aktif, terutama untuk vaksinasi ayam umur dewasa. Hal ini karena jumlah konsumsi air minum pada ayam dewasa relatif telah optimal dan penyerapan vaksin bersifat sistemik (diedarkan melalui darah). Oleh karena itu vaksinasi melalui air minum bisa menjadi salah satu alternatif saat vaksinasi ulang terhadap ND atau IB. Cara vaksinasi ini juga cocok saat vaksinasi Gumboro ulangan, karena lokasi target (bursa Fabricius) dekat dengan saluran pencernaan.

Kendala Vaksinasi Air Minum
Meskipun praktis, vaksinasi melalui air minum memiliki kekurangan diantaranya tidak konsistennya jumlah dosis vaksin karena tergantung pada jumlah konsumsi air minum ayam serta terkendala juga oleh batas waktu vaksinasi dimana 2 jam vaksin harus habis terkonsumsi. Oleh karenanya harus dipastikan ayam mendapatkan vaksin dengan segera.
Selain hal tersebut di atas, beberapa hal lain juga dapat menjadi kendala saat vaksinasi melalui air minum yaitu :
1.  Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet (UV) diketahui merupakan salah satu sinar dengan daya radiasi yang dapat bersifat mematikan bagi mikroorganisme. Oleh karenanya sinar ultraviolet dari paparan sinar matahari dapat merusak virus vaksin. Jika tempat minum ayam yang berisi vaksin tidak sengaja terkena sinar matahari secara langsung, maka sudah dipastikan vaksin akan rusak.
2.   Suhu panas
Penyimpanan tempat minum yang terlalu dekat dengan brooder (pemanas) atau terkena panas matahari dapat menyebabkan kerusakan virus vaksin. Suhu air yang digunakan pada larutan vaksin yang terlalu tinggi juga dapat merusak potensi virus vaksin. Hal ini terkait dengan virus vaksin tidak berada pada kondisi yang nyaman, akibatnya virus bisa rusak atau paling fatal mati (potensinya turun) sebelum diberikan ke ayam.
3.  Kualitas air tidak sesuai
Air yang mengandung logam berat seperti besi, kesadahan (ion Ca2+ & Mg2+) yang berlebihan atau pH terlalu asam/basa dapat berpengaruh pada kerja vaksin. Tak terkecuali jika tempat minum yang berupa kaleng. Hal tersebut disebabkan bahan pembuatan tempat minum kaleng dari logam (besi/ tembaga), jika berkarat maka logam-logam tersebut bisa merusak virus vaksin.
4.  Bahan kimia seperti desinfektan/klorin
Pada prakteknya peternak sering melakukan treatment air minum dengan menggunakan kaporit (klorin), terutama jika farm tersebut rawan terserang colibacillosis. Namun perlu diingat bahwa klorin juga dapat membunuh virus vaksin aktif. Klorin 1 ppm dalam air akan menurunkan potensi vaksin ND sampai 20% dan pada dosis 2 ppm, potensi akan turun sampai 85%.


Pastikan tempat minum ayam tidak terlalu dekat dengan brooder
(Sumber : Dok. Medion)

Tidak hanya treatment air menggunakan kaporit, saat ternak sedang ada kasus penyakit juga sering disarankan untuk semprot kandang menggunakan desinfektan atau sanitasi air minum. Tujuannya yaitu untuk meminimalkan bibit penyakit atau virus/bakteri penyebab penyakit. Hal ini dapat dipastikan jika pada saat vaksinasi melalui air minum terdapat desinfektan atau secara tidak sengaja air terkena desinfektan maka virus vaksin dapat mati.
5.  Bahan organik
Adanya bahan organik seperti litter atau feses pada tempat minum ayam juga dapat mempengaruhi kerja vaksin. Litter (biasanya tercampur feses) yang masuk ke dalam tempat minum ayam, akan menyebabkan perubahan pH air hal inilah yang dapat merusak vaksin (potensi turun).

Agar Vaksinasi Air Minum Optimal
Disadari atau tidak ternyata banyak hal yang bisa menyebabkan kegagalan vaksinasi melalui air minum. Namun demikian banyak cara atau trik yang dapat dilakukan agar vaksinasi melalui air minum berhasil sehingga vaksin bisa memberikan respon kekebalan yang optimal. Mari kita bahas satu per satu :
1.  Membawa vaksin dengan benar
Vaksin aktif yang berasal dari virus yang dilemahkan bersifat labil dan mudah mati. Baik karena pengaruh fisik ataupun kimiawi. Penanganan dan penyimpanannya harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti petunjuk dari produsen, yaitu vaksin harus disimpan pada suhu 2-80C.
Sebelum digunakan simpan vaksin di kulkas dibagian refrigerator, sedangkan saat dibawa ke kandang masukkan ke dalam marina cooler atau termos es berisi es batu. Posisi yang benar adalah vaksin dibawah kemudian es batu diatasnya. Hal ini terkait dengan penyebaran suhu dingin dari atas ke bawah sehingga diharapkan vaksin akan terlindungi. Perbandingan vaksin dengan es batu minimal 1:1.


Jangan membawa vaksin menggunakan kantong plastik, karena berakibat
suhu penyimpanan vaksin tidak optimal
(Sumber : Dok. Medion)
Satu hal yang terkadang salah di mengerti saat aplikasi vaksinasi yaitu anggapan bahwa saat vaksinasi dilakukan, vaksin harus tetap dikondisikan suhu dingin. Hal ini salah besar, mengingat suhu tubuh ayam 410C maka saat akan diberikan suhu larutan vaksin setidaknya harus mendekati suhu tubuh ayam. Dengan dilarutkan pada air minum biasa (suhu ± 20-250C), suhu larutan vaksin telah mendekati suhu tubuh ayam. Dari sini dapat disimpulkan saat vaksinasi tidak perlu memberikan es batu pada air yang digunakan untuk melarutkan vaksin.

2.  Pastikan kualitas air minum baik
Sebagaimana kita ketahui bersama, pelarut yang digunakan untuk vaksinasi melalui air minum yaitu air. Oleh karena itu air harus terbebas dari adanya logam berat dan bahan kimia seperti desinfektan/klorin. Selain itu, pH air dan kesadahan juga bisa mempengaruhi kualitas vaksin. Maka penting sekali untuk memastikan kualitas air sebelum pemakaian. Sekali waktu perlu untuk melakukan uji kualitas air, terutama kualitas kimia (pH, kesadahan, logam berat, seperti kadar besi, Ca, Mg).
Agar potensi vaksin bisa bekerja dengan optimal saat kualitas air bermasalah atau untuk memastikan air yang digunakan sebagai pelarut aman (bagus), maka hentikan pemakaian desinfektan melalui air minum 48 jam sebelum dan sesudah vaksinasi dan perlu diberikan stabilizer (penstabil) agar kualitas air bagus saat digunakan. Beberapa produk yang bisa dipakai sebagai stabilizer yaitu :
a.  Medimilk

Kandungan protein yang tinggi didalam Medimilk mampu mengikat logam berat, kesadahan dan adanya residu klorin
(Sumber : Dok. Medion)

Medimilk merupakan salah satu produk stabilizer air yang akan digunakan untuk vaksinasi melalui air minum. Sebagai stabilizer, Medimilk dapat memperbaiki mutu air yang akan digunakan sebagai pelarut vaksin melalui air minum. Selain itu, Medimilk juga dapat mengikat logam, ion-ion Ca2+ & Mg2+ dari air sadah yang dapat merusak vaksin.
Mekanisme kerja Medimilk sebagai stabilizer dapat dijelaskan dari protein yang terkandung di dalamnya. Sifat protein yang mudah berikatan dengan logam akan menyebabkan berat molekul protein bertambah dan terdenaturasi. Akibatnya lama-kelamaan akan mengendap dan logam pun tidak dapat menganggu stabilitas virus vaksin.
Penambahan 2,5 ppm skim milk dapat menetralkan sampai 4 ppm klorin bebas, dengan demikian dapat mencegah gangguan saat vaksinasi. Oleh karena itu tambahkan 10 gram Medimilk tiap 5 liter air, aduk sampai rata dan biarkan selama 15-30 menit baru campurkan vaksin ke dalamnya.

b.  Netrabil

Pemberian Netrabil saat vaksinasi melalui air minum bisa menjadi penanda apakah ayam
telah mengkonsumsi vaksin engan adanya warna biru pada paruh ayam
(Sumber : Dok. Medion)

Kadar pH yang terlalu rendah (asam) atau tinggi (basa) dapat juga berpengaruh terhadap kerja vaksin. Untuk mengatasinya dapat digunakan penetral pH. Soda kue atau asam sitrat bisa digunakan sebagai penetral pH. Namun pemakaian soda kue atau asam sitrat kurang praktis karena jumlah yang harus ditambahkan sangat tergantung pada pH awal dan setelahnya perlu dilakukan pengecekan terhadap pH yang dihasilkan.
Netrabil bisa menjadi alternatif penetral pH baik dari asam maupun basa, tanpa perlu mengukur pH akhir yang dihasilkan karena mengandung phosphate buffer. Netrabil juga aman digunakan meskipun pH air netral, pemakaiannya tidak akan menurunkan atau meningkatkan pH air yang netral. Selain phosphate buffer, Netrabil juga mengandung skim milk sehingga dapat digunakan untuk mengikat logam berat atau air sadah sekaligus.
Dengan diperbaikinya kualitas air tersebut maka diharapkan respon kekebalan dari vaksin akan optimal. Bagian Research & Development Medion juga telah membuktikan bahwa pemakaian Netrabil mampu meningkatkan (memperbaiki) kualitas air minum sehingga pembentukan titer antibodi menjadi lebih baik dibanding yang tidak diperbaiki kualitas airnya (terkait hasil trial ini dapat dilihat kembali di buletin Info Medion Edisi September 2010)

3.  Pastikan tempat minum bersih
Kebersihan tempat minum ayam (TMA) saat vaksinasi via air minum juga menjadi salah satu kunci keberhasilan vaksinasi. Tidak hanya TMA, kebersihan saluran pipa air juga harus diperhatikan. Sebagai contoh adanya biofilm pada saluran air akan menyebabkan sebagian vaksin dapat menempel (terikat) di biofilm tersebut. Hal ini berakibat sebagian virus mati dan dosis vaksin pun tidak sesuai (International Hatchery Practice Vol. 23 No. 2, 2008). Oleh karena itu lakukan pembersihan rutin terutama setelah atau sebelum jadwal pengobatan, pemberian vitamin, desinfeksi air minum dan terutama saat ada jadwal vaksinasi. Lakukan pencucian TMA sebelum jadwal vaksinasi, sedangkan pembersihan saluran air dapat dengan melakukan flushing (penyemprotan dengan air bertekanan tinggi).

4.  Ayam dalam kondisi sehat
Kondisi kesehatan ayam akan berpengaruh terhadap kemampuan pembentukan titer antibodi. Hanya ayam yang sehat (tidak stres, tidak sakit terutama penyakit immunosuppresant seperti CRD, Gumboro, dll) yang boleh divaksinasi. Hal ini karena ayam yang stres akan berusaha untuk menyeimbangkan kondisi fisiknya dengan dihasilkannya hormon corticosteroid oleh kelenjar adrenal di otak. Sayangnya hormon ini menghambat kerja organ limfoid akibatnya antibodi yang dihasilkan menjadi rendah.
Sedangkan penyakit seperti CRD dan Gumboro menyerang organ kekebalan penghasil antibodi, dimana CRD menyerang saluran pernapasan atas dan Gumboro menyerang bursa Fabricius. Hal ini menyebabkan respon kekebalan hasil vaksinasi tidak akan optimal dan tingkat stres juga makin tinggi.
Oleh karena itu lakukan pengecekan terhadap kondisi kesehatan ayam. Secara sepintas dapat diamati dari ada atau tidaknya gangguan terhadap pernapasan, pencernaan atau konsumsi pakan. Jika dari pengamatan didapati ayam sakit, maka lakukan pengobatan terlebih dahulu untuk mengurangi tingkat keparahan kemudian baru divaksin. Agar kondisi tubuh tetap prima berikan terapi supportif dengan menggunakan multivitamin seperti Vita Stress atau Vita Strong sebelum dan sesudah vaksinasi.

5.  Dosis vaksin harus masuk
Kekebalan optimal dapat diperoleh jika setiap ekor ayam mendapatkan satu dosis penuh vaksin. Oleh karena itu kita harus memastikan semua ayam mengkonsumsi air. Untuk itu saat vaksinasi perlu dilakukan :
a.  Hitung kebutuhan air minum ayam
Karena vaksin aktif memiliki keterbatasan waktu yaitu dalam waktu 2 jam harus habis, maka jumlah air minum yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan air minum selama waktu tersebut. Biasanya pemberian air minum harian dilakukan secara adlibitum (terus menerus) sehingga agak sulit untuk mengetahui berapa jumlah konsumsi air minum. Sebagai panduan dalam perhitungan kebutuhan air minum saat vaksinasi dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perkiraan kebutuhan air minum selama 2 jam untuk vaksinasi tiap 1.000 ekor ayam


Tabel 1 tersebut hanya sebagai panduan umum, kita juga perlu tahu bahwa konsumsi air minum ayam juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca lingkungan. Oleh karena itu, untuk mengetahui jumlah konsumsi air minum ayam dapat juga dilihat dari feed intake ayam. Jumlah konsumsi air minum sendiri adalah 2 kali dari jumlah pakan yang dikonsumsi. Jadi misal setiap hari feed intake ayam layer (umur produksi) sebanyak 100 gram per ekor per hari maka jumlah konsumsi air minum 200 ml per ekor per hari atau 200 liter per 1.000 ekor ayam per hari.
Dapat diasumsikan jumlah konsumsi air minum selama 2 jam yaitu 20% dari total konsumsi per hari (suhu normal), sehingga untuk 1.000 ekor jumlah air minum yang diperlukan yaitu 40 liter (per 2 jam). Namun jika cuaca sedang dingin maka dari 20% (40 liter) tersebut dikurangi lagi 20%-nya, sehingga total air minum pada saat cuaca dingin yaitu 32 liter. Dari jumlah air yang diperoleh ini maka berikan Medimilk diamkan 15-20 menit kemudian dilarutkan dengan vaksin.
b.  Larutan vaksin harus segera terkonsumsi
Setelah vaksin dilarutkan segera alirkan ke Tempat Minum Ayam Otomatis (TMAO)/nipple drinker atau masukkan pada TMA. Agar air minum cepat habis dikonsumsi, sebelumnya ayam dapat dipuasakan minum selama 1-2 jam (tergantung cuaca). Pemuasaan harus dilakukan dengan hati-hati, jika suhu udara sangat panas maka pemuasaan cukup 1 jam. Jika terlalu lama dapat menyebabkan ayam stres, sehingga saat kondisi ayam sedang haus bisa berakibat ayam terburu-buru mencari TMA sehingga air bisa tumpah.
Tambahkan jumlah TMA (kebutuhan TMA per 1.000 ekor ayam dewasa sebanyak 20-25 buah TMA ukuran 2 Galon) agar ayam lebih mudah mengakses air minum. Setelah air yang mengandung vaksin mulai terminum, stimulasi (rangsang) aktivitas minum ayam dengan cara mengatur intensitas cahaya (pada kondisi terang ayam akan mudah mengakses tempat minum, hal ini dapat dilakukan terutama saat cuaca sedang hujan biasanya mendung/gelap). Pemberian pakan juga dapat dilakukan, karena adanya aktivitas makan akan merangsang ayam untuk minum.
Cara lainnya dengan berjalan diantara ayam saat proses pemberian vaksinasi sehingga jika ayam tidak bisa mengakses TMA maka dekatkan TMA. Jika vaksinasi pada kandang dengan menggunakan sistem nipple drinker maka dapat dirangsang dengan menekan setiap nipple drinker untuk mengeluarkan air sehingga ayam mau minum.


Operator kandang berjalan saat proses vaksinasi untuk memastikan semua ayam
bisa mengakses dan mengkonsumsi vaksin
(Sumber : Dok. Medion)

6.  Vaksinator harus terampil
Vaksinator/operator atau orang yang melakukan proses vaksinasi dari mulai persiapan hingga pemberian vaksin juga berperan penting saat vaksinasi dilakukan. Operator yang teledor, sebagai contoh salah menghitung jumlah kebutuhan air minum atau memuasakan ayam terlalu lama maka dapat berakibat fatal. Oleh karena itu operator/vaksinator perlu pembekalan dan pelatihan, khususnya pengetahuan dan ketrampilan terhadap hal-hal terkait vaksinasi. Pelatihan dapat dilakukan dengan mengikuti seminar-seminar atau pelatihan langsung di kandang. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) atau ceramah yang diadakan PT Medion bisa menjadi salah satu sarana pembekalan bagi operator.

7.  Waktu vaksinasi
Pada dasarnya vaksinasi dapat dilakukan pada jam berapapun, yang terpenting adalah tidak terkena panas dan sinar matahari langsung. Namun demikian khususnya vaksinasi air minum perlu untuk memperhatikan waktu vaksinasi. Misalnya saja jika vaksinasi dilakukan siang hari (jam 13.00-15.00) dan sebelumnya dilakukan pemuasaan air minum, bisa berakibat ayam mengalami heat stress (stres akibat cuaca panas siang hari). Dan hal ini bisa berakibat buruk pada hasil vaksinasi.
Agar hasil vaksinasi melalui air minum optimal sebaiknya vaksinasi dilakukan pada pagi hari, karena merupakan waktu puncak ayam beraktifitas dan mengkonsumsi air minum. Tingkat stres ayam pada pagi hari juga relatif kecil, karena kondisi cuaca lingkungan yang relatif masih nyaman (tidak terlalu panas).

8.  Setelah vaksinasi selesai dilakukan
Penanganan atau perlakukan terhadap ayam setelah vaksinasi juga bisa menjadi salah satu pendukung keberhasilan vaksinasi, oleh karenanya setelah vaksinasi selesai lakukan tindakan :
Segera berikan air minum biasa dan pakan sesuai kebutuhan
Jangan memberikan antibiotik atau air minum yang mengandung desinfektan selama 24-48 jam setelah vaksinasi. Hal ini untuk meminimalkan kerusakan vaksin akibat kontak obat atau desinfektan di dalam tubuh ayam
Berikan terapi supportif dengan multivitamin seperti Vita Stress, Vita Strong atau Fortevit 2-3 hari setelah vaksinasi selesai dilakukan. Suplai multivitamin dalam tubuh ayam dapat menjaga kondisi tubuh ayam tetap prima
Lakukan pemeriksaan titer antibodi hasil vaksinasi terutama pada ayam diatas umur 45 hari dimana sistem pembentukan kekebalan humoral sudah berkembang dengan baik. Pengujian dapat dilakukan 2-3 minggu setelah vaksinasi (vaksin aktif) dengan metode HI Test di Medion Laboratorium (Medilab)
Praktek manajemen pemeliharaan dilakukan dengan benar seperti sirkulasi udara, kepadatan ternak, frekuensi pemberian pakan, dll. Selain itu untuk meminimalkan tantangan bibit penyakit di kandang biosecurity tetap perlu dilakukan dengan baik, seperti semprot kandang rutin minimal seminggu sekali (kecuali saat ada jadwal vaksinasi), membatasi tamu masuk, perhatikan sanitasi operator yang keluar-masuk kandang misalnya dengan celup kaki menggunakan desinfektan

Banyak faktor yang dapat menyebabkan kegagalan vaksinasi melalui air minum. Namun demikian keberhasilan vaksinasi melalui air minum bukanlah suatu keniscayaan, asalkan persiapan sebelum vaksinasi dilakukan dengan baik. Dan jangan lupa banyak jalan menuju Roma, maka banyak cara juga agar vaksinasi berhasil.

sumber dari Info Medion Online

Senin, 30 Mei 2016

KEGUNAAN MEDIMILK

Dalam pemberian vaksin ada baiknya kita mencampur ait dengan medimilk yang fungsinya untuk memperpanjang umur virus vaksin supaya menghasilkan kekebalan yang tinggi. adapun fungsi dari medimilk ini yaitu :
  • Memperbaiki mutu air yang akan dipakai sebagai pelarut vaksin melalui air minum
  • Menetralkan logam, mineral, dan zat-xat lain yang dapat merusak vaksin 
  • Aturan pakai:
    10 gram setiap 5 liter air, aduk sampai rata. Biarkan dulu selama 15-30 menit, baru campurkan vaksin ke dalamnya.
    Medimilk yang diperlukan untuk 100 ekor puyuh adalah 3 gram / 12 liter air

Minggu, 22 Mei 2016

PENGELOLAAN KOTORAN BURUNG PUYUH

Pengelolaan kotoran burung puyuh merupakan hal yang penting karena bila tidak dikelola secara baik akan mencemari lingkungan seperti timbulnya bau yang tidak sedap, menimbulkan penyakit pada manusia seperti pada gatal - gatal, maupun penyakit yang dapat menjangkiti burung puyuh itu sendiri.
perlu diketahui bahwa kotoran puyuh muda berbeda dengan kotoran puyuh dewasa. kotoran puyuh muda biasanya lebih basah sedangkan kotoran puyuh dewasa lebih kering. hal ini disebabkan karena peletakan tempat air minum. di dalam kandang puyuh muda tempat minum diletakkan didalam sehingga memungkinkan air minum di dalam tumpah. sedangkan bagi puyuh dewasa air diletakkan diluar sehingga tidak terkena tumpahan air minum.
Dengan pengelolaan yang baik kotoran puyuh bisa menjadi limbah ekonomis yang berpeluang meningkatkan penghasilan. kotoran puyuh dapat diproses menjadi produk lain  yang bernilai jual tinggi seperti pupuk & gas bio.
Kotoran puyuh dapat diproses dengan metode sederhana. yaitu dengan proses Anaerobic digestion yaitu proses produksi biogas dari material organik dengan bantuan bakteri pengurai proses ini dilakukan tanpa kehadiran oksigen.

BUDIDAYA BURUNG PUYUH

Usaha peternakan puyuh petelur dan pembibitan puyuh ternyata menjadi usaha skala kecil dengan biaya murah. Burung puyuh diketahui sebagai unggas penghasil telur terbesar ke 2 setelah ayam. Usaha budidaya puyuh sangat menjanjikan karena kebutuhan dan permintaan telur puyuh setiap harinya semakin meningkat permintaan telur puyuh sampai saat ini belum dapat terpenuhi hal ini dikarenakan volume produksi dari peternakan puyuh masih jauh dibawah kebutuhan pasar.
Beternak burung puyuh cukup mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun karena beternak burung puyuh tidak memerlukan tempat yang luas. Dengan luas 12 m persergi peternak sudah dapat memilahara 1000 ekor.
Meskipun beternak puyuh itu mudah namun peternak harus mengetahui cara beternak burung puyuh secara benar karena bila tidak mengetahui teknik - teknik memelihara burung puyuh ada kemungkinan peternak akan mengalami kegagalan. Kunci sukses beternak puyuh adalah dengan mengetahui formula yang tepat dalam berternak sehingga dapat memaksimalkan keuntungan bagi para peternak.

PANEN BURUNG PUYUH

Hasil panen ternak burung puyuh terbagi menjadi 2 bagian yaitu , hasil utama & hasil sampingan.
hasil panen utama dari beternak puyuh adalah telur dan daging burung puyuh. sedangkan hasil panen sampingan yaitu kotoran puyuh.

PANEN TELUR
Telur merupakan hasil utama dalam beternak burung puyuh. pada umur 36 hari biasanya puyuh sudah mulai memproduksi. namun baru pada umur 40 - 41 hari seluruh puyuh yang diternakkan akan bertelur lebih setabil. Puyuh akan dipanen setiap hari dan panen telur biasanya dilakukan pada pagi hari / sore hari.
Masa produktif burung puyuh dalam menghasilkan telur adalah selama 8 bulan. Pencapaian produksi telur dikatakan baik jika menyentuh kisaran 70 - 80% dari jumlah puyuh betina. Puncak produktivitas telur yaitu pada umur 2,5 - 6 bulan. dalam setahun seekor burung puyuh akan menghasilkan 150-280 butir telur.

PANEN DAGING
Daging puyuh merupakan hasil tambahan bagi para peternak yaitu dengan menjual burung puyuh yang sudah tidak produktif lagi atau dengan menjual burung puyuh jantan.

KOTORAN
Peternak dapat menjual kotoran burung puyuh ke petani / ke peternak ikan karena kotoran burung puyuh mempunyai kandungan protein yang sangat baik untuk pakan ternak / pupuk.